Penggunaan Bosda/BOP Untuk Buku LKS Disinyalir Rawan Penyelewengan
PELITASATUCOM, Kabupaten Tangerang – Kabar gembira buat siswa-siswi SMP Negeri di Kabupaten Tangerang, bahwa setiap siswa sekolah negeri di Kabupaten Tangerang tidak lagi dibebani pembelian buku Lembar Kerja Siswa (LKS). Karena untuk pengadaan buku LKS saat ini dibayar dengan dana BOS Daerah (Bosda). Kebijakan Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang ini cukup meringankan beban masyarakat. Namun disinyalir rawan ada penyelewengan.
Berdasarkan informasi dari pihak SMPN 3 Pasar Kemis, dalam pendistribusian buku LKS dilakukan oleh pihak Dinas Pendidikan berdasarkan kesepakatan rapat Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Tangerang yang merupakan kumpulan Kepala Sekolah tingkat SMPN se-Kabupaten Tangerang.
Salah satu pengusaha pengadaan buku di sekolah yang enggan disebut namanya kepada wartawan mengatakan, dari hasil rapat MKKS, untuk pengadaan buku LKS di tingkat SMPN disepakati harga buku LKS 9.500/eks untuk laporan pertanggung-jawaban.
“Untuk pembelian langsung dari pihak pengusaha harganya sekitaran Rp. 4.000 / eks dan akan dibalikin ke pihak sekolah kelebihan pembayarannya,” kata penjual buku LKS.
Sementara, Wakil Kepala Sekolah SMPN 3 Pasar Kemis bidang kesiswaan Karsoma, S. Pd kepada media mengatakan, Sabtu (30/10/2021), dirinya membenarkan, bahwa harga dari satuan LKS tersebut sekitar Rp. 9.500 per exsemplarnya. Buku LKS di SMPN 3 Pasar Kemis, pengadaannya berdasarkan musyawarah MKKS. Pihak sekolah hanya menerima bukunya dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang.
“Untuk jumlah buku LKS yang diterima pihak sekolah sesuai dengan jumlah siswa yakni 800 siswa, dan masing-masing siswa mendapat 12 buku dari 12 mata pelajaran,” ujarnya.
Selanjutnya ia menjelaskan dirinya mengaku tidak terlalu banyak mengetahui mengenai hasil rapat MKKS terkait pengadaan buku LKS ini karena tidak ikut dalam rapat MKKS, sementara yang ikut rapat kepala sekolah.
“Sekolah hanya menerima bukunya saja. Segala sesuatunya sudah dikondisikan berdasarkan rapat kesepakatan Gugus dan MKKS,” paparnya.
Ditempat terpisah hal senada juga disampaikan Kepala Sekolah SMPN 1 Pasar Kemis, Hj. Titin. Ia membenarkan bahwa sekarang pembelian buku LKS dibayar dengan dana BOS Daerah. “Iya benar buku LKS dibayar dengan dana BOS Daerah. Harganya disepakati 9.500/eks. Dan mudah-mudahan ini meringankan beban orang tua siswa yang selama ini membeli buku LKS,” ungkap Titin saat ditemui di kantornya, beberapa hari yang lalu.
Namun lebih lanjut ketika ditanyakan berapa harga sebenarnya buku LKS, ia enggan menjawab secara tegas, namun tidak menampik harga pembelian dari perusahaan lebih rendah dari Rp. 9.500,- /eks.
“Yah kalau pun ada selisih atau saldo tetap kami gunakan untuk kepentingan kegiatan sekolah yang tidak ada di RKAS,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, “kalau ingin tahu yang sebenarnya, jangan ke sekolah pak, silahkan tanyakan ke MKKS,” pintanya kepada wartawan.
Sementara Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS), Adib Miftahul menilai, jika memang benar ada selisih harga dalam pengadaan barang buku LKS, jelas ini akan terjadi penyelewengan, apalagi selisih pembelian dari anggaran begitu besar sekitar Rp. 5.500,-/eks.
“Jika di rujuk untuk satu SMPN saja, seperti SMPN 3 Pasar Kemis menerima LKS sebanyak 12 mata pelajaran masing-masing satu pelajaran 800 exs dengan istimasi sebanyak 9.600 exs, jika di hitung kelebihan dari harga tersebut untuk SMPN 3 Pasar Kemis sebesar Rp. 52.800.000, untuk di Kabupaten Tangerang terdapat sekitar 91 SMP Negeri yang mendapatkan LKS, tentunya selisih harga akan semakin banyak jika dihitung se-Kabupaten Tangerang,” ucapnya.
Ia melanjutkan, Bupati Zaki 12 kali berturut-turut mendapatkan penghargaan WTP, kalo memang masih terjadi praktek seperti ini, jangan-jangan penghargaan tersebut tidak sesuai dengan realitas.
“Ketika Negara sedang musibah anggaran, Pendapatan Asli Daerah turun, bisa belanja se efesien mungkin, jika benar terjadi penyelewengan segini gedenya perlu di pertanyakan. Dalam hal ini aparat hukum harus turun menindak tegas oknum yang bermain didalamnya,” tegasnya.